2017 JAYAPURA MASIH TERTINGGAL

KOTA JAYAPURA – Dulu terkenal dengan sebutan “Irian Jaya”. Sebuah Kota Kecil di ujung timur Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara Papua New Guinea. Perekonomian yang berkembang pesat di Kota ini nyatanya tidak dibarengi dengan kedisiplinan para warganya. Mengapa demikian ?

2017 adalah tahun dimana masyarakat bisa saling terhubung dengan berbagai mode layanan berbasis jaringan dan Transportasi yang sudah sangat memadai. Di Kota Jayapura akses transportasi sendiri sudah terbilang sangat bagus, penghalusan dan pelebaran jalan yang terus di tingkatkan membuat nyaman para pengguna Kendaraan roda 2 maupun roda 4. Ditambah lagi rambu – rambu lalu lintas yang sudah terpasang di setiap persimpangan jalan yang menunjukan kepedulian pemerintah terhadap keselamatan pengguna jalan.

Namun dilain sisi semua fasilitas yang diberikan oleh pemerintah terhadap warganya tak di indahkan. Contoh nyata yang terlihat adalah penggunaan Helm saat berkendara, penulis mengamati secara langsung bagaimana setiap warga di wilayah Jayapura masih banyak yang belum sadar arti keselamatan berkendara untuk dirinya sendiri dan juga orang lain. Meskipun berkendara di jalan besar / jalan raya masih banyak pengendara motor tidak mengenakan pelindung kepala (Helm), Motor tanpa spion, Lampu Rem belakang yang diganti dengan Blitz putih terang, motor yang dirubah dimensi/ukuran yang tak sesuai dengan UU perubahan motor. Semua itu menyalahi aturan berkendara karena berdampak pada keselamatan dirinya sendiri dan juga orang lain.

Penulis sempat bertanya kepada temannya sendiri, “kenapa tidak pakai helm”. Jawabnya,”Dekat Saja”. Jawaban tersebut sepertinya sudah mendarah daging kepada masyarakat yang kurang peduli dengan keselamatan di jalan. Ada juga jawaban seperti ini “Pakai helm atau tidak itu sama saja, hidup mati sudah takdir yang di atas”. Lantas kita bisa apa kalau teman sendiri pun tidak mau diluruskan dan diberikan pengarahan yang baik.

Hal inilah yang membuat Kota Jayapura Masih Tertinggal dari Kota – kota lainnya, dimana masyarakat sudah tertib berlalu – lintas dengan kesadarannya sendiri tanpa harus ada Polisi Lalu Lintas yang menertibkan. Minimnya kesadaran masyarakat ini perlu perhatian kusus dari pihak yang berwenang untuk memberikan sanksi atas pelanggaran di jalan yang langsung di tindak tegas ditempat.

Penulis berharap Kota Jayapura ini berkembang dan maju diberbagai aspek terutama pola pikir kesadaran masyarakatnya. Penulis juga berharap Polisi Lalu Lintas ada setiap hari di setiap persimpangan jalan dari jam 6 pagi sampai jam 10 malam dengan cara shift kerja mencontoh kota – kota lainnya yang telah tertib berkendara di jalan raya. Mungkin dengan ini Kota Jayapura akan lebih nyaman bagi setiap warganya untuk beraktifitas.
Share this article :
+
Previous
Next Post »